Senin, 31 Agustus 2009

Karena Ku Sayang Kamu (By ; Dygta)

Seandainya kau ada disini denganku
Mungkin ku tak sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku
Hiasi malam sepiku
Kuingin bersama dirimu
Ku tak akan pernah berpaling darimu
Walau kini kujauh darimu
‘Kan slalu kunanti
Karena ku sayang kamu

Hati ini selalu memanggil namamu, dengarlah melatiku
Ku berjanji hanyalah untukmu cintaku
Takkan pernah ada yang lain
Adakah rindu dihatimu, seperti rindu yang kurasa
sanggupkah terus terlena, tanpamu di sisiku
Ku ‘kan slalu menantimu


Tak perlu kau tanyakan mengapa rangkaian jariku lebih lincah dari pada mulut manisku. Aku sadar atas sindiran manismu atas kepengecutan kelunya mulutku mengucapkan rangkaian tersebut.

Namun aku tahu kebijaksanaan manis hatimu yang selalu menyayangi kekeluan lidahku, dan kamu pasti tahu betapa aku menyayangimu.

Minggu, 30 Agustus 2009

Si Kaya dan Si Miskin (untuk perenungan)

Mengapa kita sebagai manusia mengenal si kaya dan si miskin? Mengapa juga kita tak bisa adil bersikap kepada mereka? atas pengamatan, pengalaman dan observasi, mari kita merenung dan memikirkan sikap kita selanjutnya

Saat ada seorang kaya yang kita kenal, ada rasa bangga dan aman banget punya kenalan dia. Serasa langsung kita nobatkan dia menjadi keluarga dekat, kawan sejati, raja diraja. Apapun kita lakukan agar dia senang

Kadang kita hanya mau menumpang hati saja, menitipkan rasa bangga karena bisa dekat dengannya. Kadang juga ada terbesit bisikan jahat, agar kita ikut menikmati kekayaan yang dipunyainya. Apalah itu akhirnya niat kita. Semua ucapannya serasa berharga, meskipun hanya basa basi saja. Sungguh bangga sekali bisa mendekati dan bergaul dengannya.

Namun, coba anda renungkan timbal baliknya pada kita. Disaat kita datang bersilaturahmi padanya, mukanya cuek saja seakan tidak merasa bahagia atas kedatangan kita, padahal kita seakan mengharap sinar di wajahnya. Mungkin saja dia memberikan senyum, namun lihatlah lebih dalam jika senyumnya tersebut terasa dipaksakan alias tidak ikhlas. Disaat kita meminta bantuan padanya, mungkin saja dia cuek juga. Atau mungkin dia membantu, namun coba anda lihat lebih dalam sikapnya, apakah dicampur dengan gerutuan? atau ledekan/becandaan? atau hanya diam tanpa ekspresi?

Sekarang kita tengok dengan si miskin. Ketika kita kenal dengan seorang miskin. Seakan tidak sedikitpun rasa bangga kenal dengannya. Malah kadang2 kita hanya berniat untuk memanfaatkannya saja. Dia akan kita ingat, jika kita memang membutuhkan bantuannya saja, selebihnya....tak terbesitpun namanya di hati kita.

Namun, coba anda renungkan timbal baliknya pada kita. Disaat kita datang bersilaturahmi padanya (entah ikhlas niatnya, atau sekedar mampir saja), mukanya amat sangat berseri menyambut kedatangan kita, terpancar raut bahagia pada wajahnya bahkan juga keluarganya. sungguh sangat indah dipandang mata, meskipun kadang kita tidak memperhatikan kebahagiaan itu. Disaat kita membutuhkannya, dia seakan amat sangat bangga dan bersemangat membantu kita. Namun keegoisan kita kadang berburuk sangka, seakan2 dia membantu kita karena ada maksud di dalamnya. Padahal terkadang dia ikhlas karena menjadi suatu kebahagiaan baginya membantu kita.

Sahabatku, renungan ini bukannya mengangkat perbedaan mencolok yang ada di sekitar kita. Saya sering sekali berfikir atas semua kejadian ini. Karena mungkin anda adalah salah satu kawan saya yang saya masud 'Si Kaya atau Si Miskin'. Bukan juga terlalu mengangkat atau menghina sahabat2ku. istilah2 tersebut hanya sebagai garis batas yang amat sangat jelas perbedaanya. Kaya disini bukan berarti konglomerat / keraton / presiden yang amat dihormati , namun miskin pun bukan berarti gelandangan yang amat sangat terhina. Sungguh kita bisa tengok ke dalam hati kita, ada di posisi mana sekarang?

Apapun posisi kita, mari kita renungkan sejenak.

Saat kita berada di posisi 'si kaya' apakah kita berlaku seperti tokoh di atas? yang cuek bebek dan tidak sedikitpun memperhatikan orang2 di sekitar kita yang selalu senyum dan baik mambantu segala kebutuhan kita. bahkan karena kita sudah menganggap dialah 'si miskin' itu, kita jadi amat sangat bangga dengan diri sendiri yang sebenarnya kita sama dengan mereka. segala kepunyaan kita hanyalah milik Tuhan yang diamanatkan kepada kita.

Saat kita berada di posisi 'si miskin' apakah kita juga terlalu berharap banyak pada 'si kaya'? seolah2 menjadi suatu kebahagiaan tersendiri atas hubungan kita dengannya. Padahal jika kita merenung dan memperhatikan sikapnya pada kita, bagaimana hati anda mencernanya? mungkin 'kemiskinan' yang kita alami telah menutup mata hati kita untuk melihatnya lebih dalam.

Apapun posisi kita saat ini, dan apapun posisi kawan kita saat ini. Marilah sama-sama kita merenung, sikap apa yang harus kita tempuh. dan 'tokoh' mana yang pertama kali kita kunjungi untuk bersilaturahmi? saya yakin anda sudah menemukan jawabannya. Sungguh doa 'si miskin' dan raut wajah kebahagiaan padanya akan sangat menyejukan hati kita.

Mari kita tata hati kita dalam bersilaturahmi dan bersosialisasi. Di saat kita jadi 'si miskin' atau 'si kaya'

Sabtu, 29 Agustus 2009

Adakah yang akan mendoakanmu?


Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, 'Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!'

'Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang .. . ' kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, 'Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yangberdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit'.

Dengan lembut si Malaikat berkata, 'Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu' .

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat ksembuhannya. Di layar itu terlihatwajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka'.

Kata Malaikat, 'Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu'

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, ' Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.'

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat'. Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,'Apakah diantara karyawanku,kerabatk u, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?'

Jawab si Malaikat, ' Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah'. Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,'Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu !! Kau tidak jadi meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00'. Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan.

'Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. ' 'Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. '

Ongkos Ibu....

Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan Ibunya sedang sIbuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. Si Ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu Ibu:
1) membantu pergi ke warung: rp20.000
2) menjaga adik rp20.000
3) membuang sampah rp5.000
4) membereskan tempat tidur rp10.000
5) menyiram bunga rp15.000
6) menyapu halaman rp15.000
jumlah : rp85.000

Selesai membaca, si Ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama.
1) ongkos mengandungmu selama 9bulan - gratis
2) ongkos berjaga malam karena menjagamu – gratis
3) ongkos air mata yang menetes karenamu – gratis
4) ongkos khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu – gratis
5) ongkos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu – gratis
jumlah keseluruhan nilai kasihku – gratis

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah Ibu, memeluknya dan berkata, "saya sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "telah dibayar" ..

Aku Tak Cinta

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30. Tinnn....... .... Tiiiinnnnn.. ......... ... !! Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang. "Mama, mama.... Mama, mama...." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja. Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?" Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata. Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba... "Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi. Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa. TIN TIIIN ! Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan. "Cassie mana?". "Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu.

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?

kisah seorang Pastur dan keluarga Yahudi

Oleh: Esther Ueberall

DESEMBER 1902

Hari ini hari Jumat, hari pertama kami membuka usaha kami.

Dengan berseri-seri, saya (17 tahun, pengantin baru) berdiri di sebelah suami saya Solomon, di dalam toko kami yang bernama UEBERALL 3 - 9 - 19 Sen. Terletak di Brooklyn, Amerika Serikat, toko ini menjual barang-barang dengan harga pas, senilai 3, 9 atau 19 sen.

Tamu pertama kami melangkah masuk. Beliau seorang Pastor Katolik muda usia, dari sebuah Gereja (Katolik) kecil, namanya Pastor Caruana. Beliau berbelanja sedikit, dan mukanya gelap, semuram warna jubahnya. "Mengapa sedih Bapa?" suami saya bertanya Pastor Katolik biasa disapa dengan sebutan Father/Bapa - Solomon tergolong orang yang sangat mudah "jatuh hati".

Pastor tersebut berbicara pelan, seolah menerawang menjawab, "Gereja kami harus ditutup...." "Mengapa?" bagi suami saya, agama adalah penyembahan dari menit ke menit. Kami menjalankan semua ritual agama kami, Keluarga Ueberall, sebagaimana sebagian besar orang-orang Yahudi, beragama Yahudi.

Mereka menyembah Allah Yehovah yaitu Allah Abraham, Ishak & Yakub, dan mematuhi hukum Taurat Musa. Mereka bukan beragama Kristen Katolik. Bukan demi ritus itu semata mata, namun kepatuhan kami kepada Allah.

Pastor tersebut menjelaskan bahwa Beliau membutuhkan $500, untuk Senin mendatang. Jemaatnya miskin, dan tidak mungkin memenuhi tuntutan $500 itu. Gereja pusatnya tidak dapat membantu, dan rasanya tidak ada jalan keluar.

Suami saya mendengarkan dengan cermat, dan tangannya meremas-remas jemari saya. Saya merasakan perasaan hatinya yang terdalam. Kami berdua adalah orang-orang Yahudi, pindah dari Austria (suami saya) dan saya dari Rusia. Kami mencari kehidupan yang lebih aman dan baik di Amerika. Di Eropa, keadaannya kurang begitu baik untuk bangsa kami.

"Tidak! tidak boleh terjadi...." Solomon menggerutu. Ia berpikir keras, dan kemudian berkata: "Jangan kawatir Bapa, kita usahakan uang itu...."Saya melotot ke arah Solomon. Nggak salah? Lima dollar saja tidak kami miliki saat ini. Pastor Caruana juga melotot memandangi suami saya. Kemudian dengan wajah tidak percaya, Beliau meninggalkan kami.

Solomon menatap saya. "Esther, kita memiliki begitu banyak hadiah pernikahan. Kita gadaikan itu semua. Suatu saat kita tebus itu semua kembali, namun sekarang kita cari 500 dollar...." Solomon melepaskan jam emas beserta rantainya yang merupakan hadiah dari ayah saya. Ia melihat kepada cincin kawin saya. Terpaksa saya buka perlahan dan menyerahkan kepadanya.

MASIH KURANG BANYAK

Solomon kembali petang itu dengan wajah kurang cerah. Ia hanya berhasil mendapatkan $250. Pada saat makan malam ia menjadi riang kembali dan berseri-seri berkata: "Saya tahu, kita pinjam! Keluarga kita besar dan kompak bukan?"

Dan sepanjang hari minggu itu,Solomon pergi mengunjungi para paman, ipar, sepupu, dan kawan kawan yang pernah ia tolong. Beberapa dengan simpatik langsung menolong, beberapa berkeras hati. Solomon memohon-mohon, ia mengemis-ngemis, ia menghimbau, ia membangkit-bangkit, akhirnya terkumpul lagi sebesar $250.-.

Sejak saat itu, tiap hari Senin, Pastor Caruana merupakan pengunjung toko kami yang paling pagi. Beliau senantiasa membawa sebuah dompet kulit, dan membayar sebagian demi sebagian. Uang tersebut adalah hasil kolekte jemaatnya. Persahabatan kami meningkat. Kemudian seluruh hutangnya terbayar lunas....

BERKAT MELIMPAH

Cincin kawin saya telah berhasil ditebus, dan semua barang-barang yang kami gadaikan kembali dengan selamat. Keberuntungan senantiasa mewarnai toko kami, dan berkat bagaikan luber tercurah. Tak lama sesudah itu kami mengganti nama toko menjadi TOKO SERBA ADA UEBERALL.

Demikianpun dengan jemaat Pastor Caruana. Dengan pelan namun pasti, jemaat itu makin kuat dan makin besar. Mereka bahkan bisa membangun gereja yang lebih kokoh dan bagus, dengan nama Santa Lucia. Tahun 1919 Pastor Caruana dipanggil pulang ke Roma, dan perpisahannya dengan Solomon lebih merupakan perpisahan dua saudara kandung.

TAHUN - TAHUN KEMUDIAN

Solomon secara tiba tiba dipanggil Allah pulang, meninggalkan saya dan dua anak anak. Pukulan keras ini berdampak dua tahun. Saya kemudian bekerja sendiri, dan melatih putera saya mengambil alih usaha. Secara pelan-pelan, ingatan akan Pastor Caruana menghilang dari pikiran saya.

Perang dunia II meletus, dan Hitler menderap masuk Austria . Kesulitan besar terjadi di sana , dan kami menerima surat-surat permohonan dari saudara serta kerabat Solomon, yang ingin disponsori untuk pindah ke Amerika. Tanpa kepindahan ini, kamp-kamp konsentrasi dan maut menanti mereka.

Saya berusaha keras menolong.Namun pemerintah Amerika kemudian menutup kemungkinan migrasi dengan memberlakukan sebuah kuota. Surat-surat permintaan terus masuk. Tiap menerima sebuah, terasa satu tikaman di ulu hati saya. Saya akan bersandar di dinding dan menangis: "Oh Solomon, kalau saja engkau masih hidup...."

Akhirnya saya menghubungi Departemen Perburuhan di Washington, dan mereka menyarankan agar saya membiayai para pelarian masuk Cuba . (Saat itu Cuba masih bersahabat dgn Amerika Serikat). Syaratnya, harus ada tokoh kuat di Cuba yang bisa mensponsori, dan menjamin akan kelangsungan hidup di sana . Siapa? Saya tak kenal seorang pun di Cuba. Terbersit sebuah ilham. Cuba negara Katholik, mungkin gereja Santa Lucia bisa menolong. Seorang Pastor muda langsung mengirim kawat (telex) kepada pimpinan Gereja Katholik di Havana memberi kabar kedatangan saya.

HAVANA INTERNATIONAL AIRPORT CUBA, 2 HARI KEMUDIAN...

Turun dari pesawat terbang, udara hangat menerpa wajah. Seorang anak laki-laki kecil berlari-lari menemui saya di tangga pesawat dengan sebuah buket kembang mawar. Saya mencium pipi anak kecil ini, terheran heran akan penyambutan VIP macam ini.

Pelan pelan saya melihat sepasang sepatu coklat di sisi anak itu. Mata saya naik ke atas, terpandang sebuah gaun beludru berwarna merah darah dengan rumbai-rumbai kuning. Mata saya terangkat lagi ke atas, dan melihat langsung kepada sepasang mata ramah, berkeriput, yang memandang dalam-dalam, dengan riak-riak gelombang hangat di dalamnya.

Orang itu tersenyum kepada saya. Saya memusatkan perhatian. Tangannya terulur kepada saya,dan berkata pelan: "Esther Ueberall... tidak ingatkah kau pada saya?" Pastor Caruana!! Saya berenang dalam air mata....

Di dalam mobil menuju pusat kota, Pastor Caruana bercerita bagaimana Beliau kemudian ditugaskan Roma di Cuba, dan menjadi Bishop Kepala (Uskup Agung?) disana. Dengan pertolongannya, dua lusin keluarga kami melarikan diri dari cengkeraman Hitler, dan tiba di Cuba . Mereka menantikan dibukanya kuota imigrasi Amerika, dan tidak diperkenankan bekerja. Namun, Gereja Katolik Cuba melindungi mereka, memberi makanan, pakaian, sayur mayur segar dari kebun-kebun sendiri, daging, dan enam bulan kemudian mereka telah aman di Amerika.

KEMBALI KE AMERIKA SERIKAT

Sejak saat itu, saya dan Pastor Caruana berkirim-kiriman surat . Beliau kemudian jatuh sakit dan dirawat di kota Philadelphia , Amerika Serikat. Beberapa kali saya menyempatkan diri menengok, dan dalam tiap doa....saya selalu ingat keadaan Beliau.

Suatu hari, sebuah surat tiba di meja kerja saya, dari pimpinan Gereja Katolik Philadelphia, dan isinya mengatakan bahwa keadaan Pastor Caruana sangat gawat. Beliau tidak ingin ditemui oleh siapapun, namun terus menerus memanggil-manggil nama saya. 3 jam kemudian saya telah tiba di sana , dan duduk dengan diam di sisi tempat tidurnya.

Beliau tampak kurus, lemah, dan tidak berdaya..."Esther. ...", katanya memegang tangan saya. Kami berdiam diri disana, saling memandang. Saya tahu, bahwa Beliau sebentar lagi akan "berangkat".

Kemudian Beliau berkata: "Esther, jaga diri baik baik, saya selalu berdoa untukmu dan untuk keluargamu." Kemudian,dengan banyak kesulitan, Beliau mengeluarkan dari bawah bantalnya sesuatu yang diletakkan dalam genggaman tangan saya.

Beliau memberikan kepada saya sebuah bros perak yang selalu dikenakannya. Air mata yang panas membanjiri saya, dan sambil memegang tangannya erat-erat. Pergilah dengan tenang Bapa, KENANGAN akan engkau sangat MANIS di dalam hati saya.

Lambang dari suatu hubungan yang manis, dari sekian banyak perbedaan-perbedaan umat manusia, namun...saling berbuat baik, karena kenal DIA !! Ini adalah terjemahan bahasa Indonesia . Riwayat kehidupan Esther Ueberall ini, dimuat dua kali dalam majalah Guideposts, Februari 1974 dan Mei 1987.

Marilah kita singkirkan semua perbedaan kita dan saling membantu satu sama lain sebagai umat yang mengenal TUHAN "

perlukah mengikat kembali SILATURAHMI kepada orang yang telah memutuskannya?

tadi pagi seperti biasa aktifitas rutin, kubuka facebook pastinya. ada kawan yang mengisi status yang sangat menyentuh. hadist Nabi, "Hubungilah org yg memutuskan hubungannya dg kamu dan berilah (sesuatu) kpd org yg enggan memberimu.. Hindarilah dirimu dr org yg menzalimi kamu..." (HR. Achmad)

fikiranku melayang mengingat bahwa sudah 2 orang terdekatku meninggalkanku dan memutuskan ikatan silaturahmi dengan cara tidak hormat kepadaku.

ada seseorang yang tinggal di sebuah kabupaten jawa barat. sungguh sangat berarti dalam hidup gwe. dahulu, kita sangat dekat meskipun berada di tempat yang sangat berjauhan. banyak kisah suka dan duka yang telah kami lewati.

rasanya masih terngiang suaranya saat karaoke di nav atau happy pupi, bagus banget. maklum, katanya sih dia seorang wedding singer dan cafe singer (kalo orang yang nyanyi di cafe, sebutannya itu bukan ya?). dia sering cerita tentang keluarga besarnya yang katanya tidak memperhatikannya, apalagi setelah almarhum ayahnya meninggalkannya. gwe tahu banyak kisah hidupnya dari semua ceritanya. tak tahu benar tidaknya, karena sampai saat ini pun gwe tidak dapat membuktikan kebenarannya. pernah dulu gwe minta izin akan menonton pertunjukannya di suatu acara, dia melarang keras. katanya dia gak akan jadi nyanyi jika gwe datang. weeeee? apalah maksudnya, katanya sih kalo ada gwe, dia gak akan konsen dalam pertunjukan. hmmm tak masuk akal. pernah juga gwe tiba2 datang ke rumahnya. dia seperti marah, namun tak dikatakannya. gwe rasa, keluraganya baik2 saja. sangat bersahabat sama gwe, bertolak belakang dengan cerita yang sering dia utarakan.

hmmm sekali lagi gwe bertanya2 tentang ceritanya. suatu saat, pernah gwe mampir ke rumahnya. dia tak pernah memberitahukan alamat jelasnya, gwe cari dengan cara gwe sendiri. waktu itu gwe sedang rekreasi dengan kawan2 gwe dari jakarta ke suatu tempat wisata di selatan bandung. gwe konfirmasi ke dia kalo gwe lagi rekreasi ke sana dan berniat mampir ke rumahnya. dia bilang sedang di luar kota ada nyanyi n pulangnya masih beberapa hari lagi. mumpung melewati alamat yang gwe dapat bukan dari dia, gwe akhirnya sampe di sebuah alamat. yang kata sumber yang dapat dipercaya sih, itu alamat rumah dia. gwe mampir n bertanya kepada seseorang akan kebenaran apakah dia tinggal disini? ternyata benar. namun alangkah kagetnya gwe saat orang itu bilang kalo dia baru saja pergi dengan kawannya. lhaaaa katanya ke luar kota? aneh.

semakin lama kami dekat, semakin banyak teka teki yang akhirnya terungkap. dia selalu menjelaskannya, meskipun tetap saja tak masuk akal. tapi...gwe tidak pernah mempermasalahkannya, aku tetap ingin bersahabat dengannya.

sampai suatu saat, kami bertengkar hebat. dan dia memutuskan hubungan persahabatan dengan gwe. dengan berentet makian yang dilontarkan ke gwe. ntah mengapa, gwe tak pernah sedikitpun dendam padanya. gwe malah selalu cari cara untuk bisa dekat lagi sama dia. pernah gwe mencoba kawan2nya di fb, sengaja agar gwe bisa tahu kabar dia saja. namun apa coba yang dikatakannya? " lu mau ngerebut kawan2 gwe? gwe benci sama lu" laaaa aneh bin ajaib. ngapain gwe ambil kawan2 dia? bukankah berkawan itu baik? benar2 aneh. bahkan sampai saat ini pun selalu ada keinginan untuk mendekatinya. namun apalah daya, dia telah mengancam akan melakukan tindakan keras jika gwe berani mengganggu hidupnya lagi.

gwe juga pernah dekat dengan seseorang, dia orang luar kota yang mutasi kerja ke jakarta. hubungan kami berawal dari dunia maya. sampai akhirnya kami dekat. karena dia orang baru di jakarta tercinta ini, sooo dia selalu minta gwe menemaninya. tak apalah pikirku, itung2 cari angin jalan2 dengan mobilnya dia. hehehe (asas manfaat banget gwe ya? bodo ah)

hubungan kami juga lumayan dekat, dia sudah gwe anggap kakak gwe. namun beberapa bulan yang lalu, dia marah besar ke gwe. gara2 keteledoran gwe, hubungan dia dengan pacarnya di luar kota harus berakhir. gwe udah beberapa kali mencoba minta maaf dan menjelaskannya. namun selalu dia tak peduli, bahkan jika ada masalah dengan pacar barunya, atau mantan pacarnya. selalu saja gwe dikait2kan. padahal gwe udah angkat tangan gak mau ikut campur urusan mereka lagi. diapun mengancam akan berbuat kasar jika gwe macem2 n ikut campur urusan mereka lagi.

kembali kepada hadits yang ditulis dalam status fb temen gwe, menjadi fikiran di otak gwe. haruskah gwe mendatangi mereka berdua dan mengikatkan lagi silaturahmi yang sempat terputus? sebenarnya itulah yang menjadi keinginan gwe.

namun gwe juga takut dengan kenyataan yang akan terjadi nanti, jika mereka malah marah dan berbuat kasar ke gwe. masih terngiang ancaman mereka. "gwe akan lapor ke polisi jika lu mencoba mendekati gwe lagi" dan "kalo lu berani macem2 dan ikut campur lagi, gwe akan hancurkan hubungan lu, pekerjaan dan semuanya".

astaghfirullah, jadi bingung. apakah dengan keajaiban ramadhan dapat mengikatkan hubungan persahabatan kami kembali? tak tahulah gwe.

bahkan setelah blog ini pun terbit, mungkin mereka atau kawan mereka membacanya. mungkin saja mereka akan kembali mengancamku. wahai sahabat2ku, mengapa dendam di hati kalian teramat sangat pada gwe? apakah gwe sudah tak ada sama sekali di hati kalian?

gwe hanya bisa berharap dan berharap semoga dengan keajaiban ramadhan, hubungan kami dapat terikat kembali amiin

Kamis, 27 Agustus 2009

Jangan "ngambek" berkepanjangan sama orang yang kamu kasihi

Jangan "ngambek" berkepanjangan sama orang yang kamu kasihi. Bagi yg sudah pernah baca,luangkan waktu untuk baca sekali lagi ini adalah cerita sebenarnya (diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang)

Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi segalanya sudah terlambat. Membawa nenek utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami,malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah,saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama .

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah.

Saya terus mengangguk tanda setuju,kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk nenek,agar dia dapat berjemur,menanam bunga dan sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari,tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata :"Mari,kita jemput nenek di kampung".

Suami berbadan tinggi besar,aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang,ada suatu perasaan nyaman dan aman disana.Aku seperti sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami,dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan. Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.

Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar,sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya ,buat apa beli bunga?Kan bunga tidak bisa dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek:", rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."Nenek berlalu sambil mendumel,suamiku berkata sambil tertawa:"Nenek,ini kebiasaan orang kota,lambat laun Nenek akan terbiasa juga."

Nenek tidak protes lagi,tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga,dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu,setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala.Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya ,ini berapa.Setiap aku jawab,dia selalu berdecak dengan suara keras. Suamiku memencet hidungku sambil berkata:"Putriku,kan kamu bisa berbohong.Jangan katakan harga yang sebenarnya." Lambat laun,keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik.

Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri,di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan,wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.

Aku adalah instrukstur tari,seharian terus menari membuat badanku sangat letih,aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin.Nenek kadang juga suka membantuku di dapur,tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya; dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan,dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.

Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci,agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya, dia segera masukke kamar sambil membanting pintu dan menangis. Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata:"Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"

Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg cukup lama, suasana mejadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa?Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?

Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja. Saat tidur,suami berkata:"Lu di,apakah kamu merasa masakan Nenek tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku.Dan dia akhirnya berkata:"Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi."Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut. Setelah agak reda, aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam, diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!.

Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh, suamiku segera mengejarnya keluar rumah.

Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek.

Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Lu Di,sebaiknya kamu periksa ke dokter."Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa akumual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?

Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?

Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian,aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam, aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.

Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya. Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung."Neneknya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit.Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yg terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati:"Tuhan,mengapa ini bisa terjadi?"

Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian. Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak
bertengkar, jika............dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.

Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku. Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah.

Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah cafe, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi. Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu.Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jantungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian. Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka.

Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak
terjadi.........,semua berlalu begitu saja.

Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.

"Suatu hari pulang kerja, aku melihat dia duduk didepan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:""Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya"". Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar. Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya.""Lu di,kamu hamil?"" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yg mengalir keluar dengan derasnya. Aku menjawab: ""Iya,tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi"". Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badanya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yg sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali."

Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:"Maafkan aku, maafkan aku". Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.

Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.

Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa........, itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yg aku miliki?

Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku,menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tanganya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya, aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya,tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter,kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara. Sebuah surat yg sangat panjang ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.

"""Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai"". Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK,SD,SMP,SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku.""Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya"".

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata:"Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya". Dengan susah payah dia membuka matanya,tersenyum..............anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tanganya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air
mata...................

Teman2 terkasih, aku sharing cerita ini kepada kalian, agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini. Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini :"Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.

Nenek dan Minyak Goreng

Suatu ketika saya bertemu dengan seorang nenek. Dia, yang yang ringkih dengan kebaya bermotif kembang itu, tampak sedang memegang sebuah kantong plastik. Hitam warnanya, dan tampak lusuh. Saya duduk disebelahnya, di atas sebuah metromini yang menuju ke stasiun KA.

Dia sangat tua, tubuhnya membungkuk, dan kersik di matanya tampak jelas. Matanya selalu berair, keriputnya, mirip dengan aliran sungai. Kelok-berkelok. Hmm...dia tampak tersenyum pada saya. Sayapun balas tersenyum. Dia bertanya, mau kemana. Saya pun menjawab mau kerja, sambil bertanya, apa isi plastik yang dipegangnya.

Minyak goreng, jawabnya. Ah, rupanya, dia baru saja mendapat jatah pembagian sembako. Pantas, dia tampak letih. Mungkin sudah seharian dia mengantri untuk mendapatkan minyak itu. Tanpa ditanya, dia kemudian bercerita, bahwa minyak itu, akan dipakai untuk mengoreng tepung buat cucunya. Di saat sore, itulah yang bisa dia berikan buat cucunya.

Dia berkata, cucunya sangat senang kalau digorengkan tepung. Sebab, dia tak punya banyak uang untuk membelikan yang lain selain gorengan tepung buatannya. Itupun, tak bisa setiap hari disajikan. Karena, tak setiap hari dia bisa mendapatkan minyak dan tepung gratis.

Degh. Saya terharu. Saya membayangkan betapa rasa itu begitu indah. Seorang nenek yang rela berpanas-panas untuk memberikan apa yang terbaik buat cucunya. Sang nenek, memberikan saya hikmah yang dalam sekali. Saya teringat pada Ibu. Allah memang maha bijak. Sang nenek hadir untuk menegur saya.

Sudah beberapa saat waktu sebelumnya, saya sering melupakan Ibu. Seringkali makanan yang disajikannya, saya lupakan begitu saja. Mungkin, karena saya yang terlalu sok sibuk dengan semua urusan kerja. Sering saat pulang ke rumah, saya menemukan nasi goreng yang masih tersaji di meja, yang belum saya sentuh sejak pagi.

Sering juga saya tak sempat merasakan masakan Ibu di rumah saat kembali, karena telah makan di tempat lain. Saya sedih, saat membayangkan itu semua. Dan Ibu pun sering mengeluh dengan hal ini. Saya merasa bersalah sekali. Saya bisa rasakan, Ibu pasti memberikan harapan yang banyak untuk semua yang telah dimasaknya buat saya. Tentu, saat memasukkan bumbu-bumbu, dia juga memasukkan kasih dan cintanya buat saya.

Dia pasti juga akan menambahkan doa-doa dan keinginan yang terbaik buat saya. Dia pasti, mengolah semua masakan itu, mengaduk, mencampur, dan menguleni, sama seperti dia merawat dan mengasihi saya. Menyentuh dengan lembut, mengelus, seperti dia mengelus kepala saya di waktu kecil.

***

Metromini telah sampai. Setelah mengucap salam pada nenek itu, saya pun turun. Namun, saya punya punya keinginan hari itu. Mulai esok hari, saya akan menyantap semua yang Ibu berikan buat saya. Apapun yang diberikannya. Karena saya yakin, itulah bentuk ungkapan rasa cinta saya padanya. Saya percaya, itulah yang dapat saya berikan sebagai penghargaan buatnya.

Saya berharap, tak akan ada lagi makanan yang tersisa. Saya ingin membahagiakan Ibu. Terima kasih Nek.

(kisah dari milis air putih)

Rabu, 05 Agustus 2009

sahabat sejati


Sahabat sejatiku..

Hilangkah dari ingatanmu

Diwaktu kita saling berbagi…

Kukeraskan volume metro tv didepanku. Malam ini…tak peduli tetangga kamar kosku sudah mulai terbang ke alam mimpi. Tak peduli gemuruh guntur bersahutan tanda hujan akan segera menemani kami tidur.

Aku terpaku, merenung sambil kadang-kadang berteriak-teriak mengikuti ajakan duta diatas panggung dalam tv sana. Sungguh..lama benar aku baru mendengar lagi gaungnya di layar televisi.

Lantunan-lantunan lagu “sahabat sejati” itu membantuku menerawang dan rindu akan sahabat, teman, solmate ku.

Ingat saat aku sering jatuh bermain sepak bola di lapangan jaman SD dulu. Sahabat-sahabat kecilku selalu mambantuku. Saat hujan-hujanan main di kebun ubi, meskipun pulang dengan kedinginan dan belum lagi dimaki abis sama mama. Saat pergi ke hutan mencari kayu bakar, dari pagi sampai zuhur tiba. Meskipun pendapatan kayu bakarku selalu yang paling sedikit. Bukan itu yang kuharapkan, saat-saat bermain tersebut yang selalu terbayang di benakku akan sahabat-sahabat kecilku.

Hujan malam ini mengingatkanku akan kenangan di asrama dulu. Saat mencari ikan di kolam rame-rame. Tak peduli kotornya baju yang harus ku cuci sendiri. Saat masak nasi di dapur belakang asrama, apalagi saat waktu sahur tiba. Gelapnya malam dan dinginnya angin, tak mengendurkan kami untuk mempersiapkan masakan. Saat rame-rame mengambil batu di kali untuk membuat kamar mandi yang harus kami buat sendiri. Saat migrainku kambuh, mereka membopongku ke kamar, meskipun sayup-sayup ku dengar ada yang menjerit karena ketakutan melihatku yang tiba-tiba jatuh dengan wajah merah padam. Sungguh…rintik hujan malam ini membuka alam memoriku ke saat-saat indah dulu.

Seolah kenangan tentang sahabat-sahabatku tak kunjung pudar. Masih terngiang duta yang kembali menyanyikan hits-hits nya di tv sana. Namun pikiranku sudah tarbang jauh ke alam yang sangat indah dan sangat kurindukan. Ingat saat pertama kali ikut test masuk paskibra di SMA dulu. Saat pelantikan di gunung. Dinginnya pegunungan tak membuat nyaliku ciut untuk mengikuti acara malam itu. Merangkak dengan muka cemong layaknya TNI, push-up yang tiada henti-hentinya, bahkan direndam di sungai tepat jam 4 pagi. Saat bertugas pada 17 agustusan dulu, kami harus memeras keringat sebulan penuh agar pada saatnya nanti menjadi sempurna. Saat latihan untuk lomba LKBB, bahkan derasnya hujan kami lawan bersama-sama, kami terus berlatih demi kemenangan. Sungguh kenangan di ekskul tersebut tak dapat terhapus dalam memoriku.

Beberapa tahun terakhir ini, orang-orang baru mengisi hari-hariku. Sahabat-sahabat baru mengisi catatan daftar sahabatku. Setahun yang lalu, kami belajar pajak di kampus yang sama. Padahal, kami tak pernah kenal sebelumnya. Pekerjaan baruku membuat daftar temanku bertambah, meskipun kadang sering mengeraskan urat nadi saat meeting. Namun keakraban dan keseharian dalam gedung dan ruangan yang sama membuat mereka menjadi bagian dalam keseharianku saat ini. Teman-teman di kampusku sekarang yang care denganku. Saat loncat-loncat di acaranya gen-fm di citos kemarin apalagi saat armand meneriakn lagu-lagunya. Tak peduli satuan petugas melarang kami. Saat-saat nongkrong dipinggir jalan sampai pagi. Saat-saat kami dalam kesusahan, dalam kesedihan, saat kami bertengkar. Sungguh kenangan-kenangan tersebut semakin membuat naluriku rindu akan sahabat-sahabatku.

Kini…aku hanya sendiri di kamar ini. Rasanya dinding-dinding kamar kos ku ini jadi melebar beberapa kali luas. Sepi dan sepi. Padahal baru malam minggu kemarin party dengan teman-teman kampusku. Namun dinginnya malam ini membuat ku merasa bahwa teman sangatlah berarti. Dalam hidup, dalam suka, dalam duka dan dalam hidupku selamanya.

Temanku…. Seandainya kamu tahu, dan aku rasa kamupun tahu bahwa aku sangat rindu padamu.

loyalitas pada pekerjaan VS loyalitas pada diri sendiri

gak nyangka sudah di penghujung februari 2009, n ternyata belum sekalipun gwe nulis di blog ini pada bulan ini. padahal kan rencananya bakalan nulis seminggu sekali. wahhhh gawean sudah bener2 menyita waktu dan fikiran gwe.

emang seminggu belakangan ini, gwe sibuk banget. hampir tiap hari pulang malam. n paginya harus masuk lagi. gilaaaaa...hampir aja mendekati stress kali. untung ada orang yang masih peduli sama gwe (atau kepaksa kali ya?....) mau nampung gwe di bandung, sekedar buat hilangin stress aja. kebetulan orangnya masih pada turu, gwe sempetin nulis dulu deh.

gak tau kenapa, sifat gwe atau memang wataknya virgo. karena yang gwe liat orang2 yang punya bintang virgo selalu loyal dalam melakukan pekerjaan. termasuk gwe, temen gwe dan gawatnya bos gwe. sehingga dia pun mau mengorbankan keluarga untuk pulang malam tiap hari demi menyelesaikan laporan yang diminta auditor. beuh.....ya kalo bosnya aja udah loyal, terpaksa kita pun harus ngikutin dia. dia berani lembur, kita mau gak mau harus ikut lembur.

tapi....pusingnya itu loh, bos gwe gak tau terlalu perfect atau terlalu parno, semua dokumen, jurnal sampe bagian yang kecil dan sepele tuh harus bener n rapi. ya....namanya juga dokumen setahun, mau di babat abis dalam 2 minggu. bisa mabok ngerjainnya. bukan hanya gwe sih yang ngefek sibuknya, masih ada temen2 yang lain juga. mungkin semuanya merasakan jenuh, pusing, capek. tapi...ya mau bagaimana lagi, kembali ke loyalitas kita pada perusahaan.

tapi apakah kita memang harus dituntut loyalitas pada semua pekerjaan yang kita lakukan? apakah kita harus mengesampingkan tuntutan diri? kalo terlalu capek pada pekerjaan, otomatis tubuh biasanya akan drop. entah pusing, stress, bahkan yang lebih parah. mungkin kita harus memikirkan juga nasib badan kita. loyalitas pada pekerjaan memang diharuskan, untuk menunjang karir dan tanggung jawab kita tentunya, namun kita juga harus bisa me-manage tubuh kita supaya tetap baik n prima sehingga tugas kita dapat berjalan baik.

(copy from dentascoretan.blogspot.com 27 feb 2009)

saat orang yang kita sayangi membenci kita

sudah sekitar tiga tahun ini mata gwe kering dari yang namanya air mata. saat nenek meninggal beberapa bulan lalu, tak ada setitikpun air menetes di pelupuk meskipun sedihnya gak ketulungan. saat mama beberapa kali dioperasi dan beberapa kali kecelakaan kecil, tak ada sedikitpun air mata menetes meskipun sedih n sakitnya gak ketulungan juga. atau bahkan saat mengikuti dzikir akbar dengan adzikra pada tahun baru kemarin, tak ada linangan air mata seperti tahun tahun dulu. kata ustadz sih, orang yang tidak bisa menangis saat mengingat dosa berarti hatinya sudah keras. astaghfirullah al'adzim... mungkinkah hati gwe sudah keras dan iman gwe sudah luntur? na'udzubillah

sungguh pekan kemarin benar-benar sangat melelahkan. kerjaan amat sangat banget numpuk, gwe harus keluar kota sana sini. urus sana sini, ngerjain ini itu. oh em ji.....apalagi akhir pekan meskipun looong weekend, tapi malah ada insiden yang sangat dramatis (sinetron kaleee). tapi memang bener-bener bersejarah sih. meskipun sangat sedih untuk dikenang.

dari jum'at malam, pacar gwe marah-marah. ada sms gwe yang sangat menyakitkan hatinya. meskipun gwe sudah minta maaf n bersikap biasa aja dari minggu, senin, baik sama dia maupun keluarganya. dia yang diemmmmm aja, meskipun hari minggu kami sekeluarga pergi bareng n dia duduk sebelah gwe, tapi itu yang namanya mulut dia terkunciiii abis. mama n keluarganya berkali-kali meledek n menasehati. tapi dasar pacar gwe agak keras kepala, ya....tetep aja perang dingin ma gwe. waduuuh gubrak

gak tau kenapa minggu malam kemarin sepulang dari rumah do'i dan sebelum tidur, tiba-tiba ada perasaan yang amat sangat menyentuh gwe. tak terasa air mata gwe berlinang deraaas banget. dan lumayan lama juga gwe menangis di kos. untung temen2 di kamar kos bawah pada gak ada, jadi tangisan gwe gak ada yang denger.

rasanya sediih banget, saat orang yang kita sayangi membenci kita. hanya karena kita yang tidak tahu diri dan tidak bisa mengerti perasaan orang. ya...begitulah gwe, apalagi jika sedang sibuk, kadang-kadang nggak respect sama lingkungan sekitar termasuk pacar sendiri. dan kalo sudah disenggol masalah sedikit aja saat sedang sibuk dan capek banget, selalu saja ada kata-kata gwe yang tidak terkontrol dan menyakiti hati orang lain. pacarku sih keseringannya, karena dia yang sering menyenggol semua urusan gwe.

padahal dalam hati tak pernah terbesit sedikitpun untuk menyakiti siapapun, karena dasarnya gwe itu orang yang penyayang dan menghormati orang lain. namun kadang-kadang mulut dan jari (saat sms kan pake jari to?) tak sengaja mengeluarkan kata dan kata yang bisa menggores luka orang lain. sedih sekali saat orang yang kita sayangi kecewa kepada kita karena tersenggol dengan perkataan kita. sedih sekali saat kita ternyata hanya bisa mengecewakan orang yang kita sayangi. sedih sekali jika orang yang kita sayangi tidak bahagia karena perilaku kita. bahkan kita dianggap penjahat?

oh Tuhan, berikanlah pengawasan dan perhatian kepada hambaMu ini, agar dapat bergaul dan bersosialisasi lebih baik lagi. dapat membuat orang lain bahagia dan tidak kecewa.

( copy from dentascoretan.blogspot.com 27 jan 2009 )

mudah JATUH CINTA atau mudah MEMBENCI (lebih baik mana?)

puji syukur, pekan-pekan terakhir ini hidup gwe terasa lebih indah. tentunya bukan karena gajian atau dapet bonus (orang tanggal tanggung gini). ada seseorang yang hadir menjadi teman baru, teman yang dapat mengisi tempat di hati gwe, teman yang bisa mewarnai kehidupan gwe. meskipun gwe gak terlalu muluk mengharapkan keindahan yang berlebihan dalam pertemanan ini, paling tidak suka dan duka pasti akan terasa mengisi babak baru hari-hari berikutnya.

selama ini gwe agak tertutup dan sedikit sekali mempunyai sahabat. ya...bisa diitung dengan jari lah (jari gwe, lu n teman yang lain hehehe). makanya ketika ada seseorang yang mau masuk mendaftar (beuh caleg kali pake daftar segala) menjadi teman gwe...gwe bersyukur banget. memang sih kita belum pernah bertemu. semoga minggu depan bisa bertatap muka.

akhir-akhir ini, kita selalu bertukar cerita, untung tarif telepon sudah turun, apalagi banyak promosi ini itu. jadi gak terlalu mneguras kantong gwe yang cukup pas-pasan ini. apalagi teman baru gwe orang bandung, coba bayangkan kalo tari telepon masih semahal dulu? (bayangin dong ah...jangan cuma baca doang). kita kadang bisa kuat telepon sampai 4-5 jam dalam semalam. ya...ngobrolin ini itu lah, tapi kita kagak ngegosip jeung, nyantai aja kita mah orang baik-baik.

setelah tahu dikit-dikit tentang kehidupan dia, waaaah...kaget juga sih. gila...temennya banyak. dan yang gwe bingung, mantan pacarnya juga banyak. yang tukang ini, yang tukang itu, yang kaya gini, yang kaya gitu. dia bilang sih, biasanya kalo 3 kali ketemu kurang sreg bisa langsung putus. gilaaaaaaa.

gwe sampe terperangah (kebayangkan gayanya kaya gimana?) dan gwe pasti langsung ceplosin tanya dong, "lagian lu ko gampang banget sih jadian sama orang?" dia bilang kalo dia emang gampang jatuh cinta. ya...tapi gak gitu-gitu amat kali jatuh cinta. masa baru ketemu n ngobrol dikit aja langsung jadian. emang sih pandangan pertama ngaruh banget sama hati kita. tapi kan kita juga punya otak yang terlalu rumit di dalemnya buat nyaring perasaan di hati.

gampang jatuh cinta emang anugerah, berarti kita selalu bisa gampang menyayangi orang. otomatis bakal cepet punya teman, kenalan atau pacar. tapi....kalo pacar ya...harus di saring dulu dong.

gampang jatuh cinta emang jauh lebih baik daripada gampang membenci. paling nggak pilihan pertama bakal membuat orang lain dan kita sendiri senang. meskipun bisa berabe di kemudian hari. dari pada gampang membenci, kelaut aja lo...hehehe

( copy from dentascoretan.blogspot.com 19 jan 2009 )

TEMAN apakah bisa menjadi ORANG KETIGA ?

bagi orang-orang yang sangat membutuhkan teman seperti gwe, kadang bingung untuk memilih pada saat-saat tertentu. dikala kita udah janji sama teman buat ikut suatu acara, baik nongkrong, belajar (beuh...jarang2 kaleee), nonton atau makan. tiba-tiba pacar kita nelepon minta dianterin kesana-kesini atau minta kita datang karena "KANGEN". waaaah emang bikin gerah

gwe selalu kebingslatan dalam situasi kayak gitu. gwe sering bertengkar sama pacar hanya gara-gara itu. maklumlah cowok kalo sudah ngumpul bareng teman suka agak lupa dikit sih sama pacar atau istri. tapi...toh kita juga tau waktu. karena kalo kita buat schedule buat nongkrong bareng temen pasti sudah membuat gambaran schedule buat pacar kita juga, supaya kagak bentrik.

tapi kebanyakan cewek selalu minta di perhatikan lebih, minta di nomor satukan. bahkan akan marah banget kalo kita lebih mementingkan teman. but so what? kita juga kan butuh temen buat ngisi hari-hari kita, emang kita tahanan harus sama pacar mulu.

ya...nasib-nasib punya pacar perempuan, tapi harus dinikmati aja lah n harus bisa ngatur jadwal tentunya. karena kita juga butuh mereka kan? hehehe

( copy from dentascoretan.blogspot.com 19 jan 2009 )

Ramah / Sombong ?

kemarin malam gwe diajak temen gwe D karaoke di "happy puppi" kelapa gading. asiik gwe fikir buat merefreshkan otak yang udah mumet banget ngadepin gawean yang menumpuk tadi siang (mentang-mentang loooong weekend kemarin, gawean jadi numpuk banget). kita berangkat dari jam 6 sore menuju lokasi. di perjalanan D temen gwe dihubungi sama temannya yang udah nunggu di lokasi. gwe fikir temennya itu adalah seseorang yang sering diceritain ke gwe, ternyata bukan.

perjalanan cukup lama juga sekitar jam 7 baru tiba di lokasi, ya...namanya juga jam pulang kantor udah pasti macet di seantero jagat jakarta. Sampe lokasi langsung masuk ruangan, gwe baru tau do'i. namanya E masih pake pakaian kerja bos. katanya sih gawe di kawasan industri pulo gadung n tinggal di salah satu apartemen di kelapa gading. hebat gwe fikir nih orang, masih muda udah hebring banget tinggal di apartemen sendririan n gawe dengan posisi yang lumayan. mulailah kita mengarungi lautan karaoke gila-gilaan nanana ninini, atau cuma gwe aja kali yang gila. karena 2 orang yang lain ntu agak sedikit jaim. jadi kurang asyik dah kalo jaim-jaiman gini. n yang gwe agak segan dikit, pilihan lagunya itu. maklum aja mereka umurnya lumayan jauh di atas gwe, gwe nyanyi lagu-lagu baru aja mereka gak pada tau. hahaha umur memang mempengaruhi. n harap maklum aja gwe ntu musik mania, meskipun sibuk gawe di depan komputer tapi radio tetep aja harus nyala. jadi...ya referensi musik-musik gwe up to date khususnya musik dalam negeri.

kata D sih si E ntu punya voucher gratisan di tempat itu, makanya kita ke sana. gwe fikir kan asyik tuh gratisan. tapi ternyata....eng ing eng, pas kita selesai, tetep aja bayar full n si E diem aja n akhirnya temen gwe D yang bayar. (lha...yang ngajak siapa, yang bayar siapa? katanya ada voucher) entahlah...gwe masih diemin aja. trus....yang bikin gwe agak heran, E gak mau pesen makanan atau minuman, dia bawai aqua gelas buat kita minum. katanya minumnya harus ngumpet-ngumpet takut ketauan petugas karaokenya. waduuuuh...gubrak. alamak pelit banget sih nih anak. nah yang bikin tambah heran lagi, pas dia keluar ternyata doi naik sedan, waduuuh.

rencananya sih E ngajakin gwe dan D makan dulu pake mobilnya, sedangkan mobilnya D ditinggal dulu. terus kita mau jalan ke rumah temen di rawamangun buat tukeran film. E bawa kita pake mobil sedannya yang wah itu menuju rumah makan. biasalah ada bapak-bapak tukang parkir yang membantu supaya mobilnya bisa keluar. tapi....dia malah membentak tukang parkir ntu waktu ngebantunya keluar. katanya "sabar aja pak, mobil ini udah ada sensornya gak bakalan nabrak". gwe aja yang duduk di jok depan sampingnya dia jadi tambah mengrenyitkan dahi. gila nih anak, sombong banget (dalam hati gwe). coba kalo gak ada tukang parkir, trus mobilnya lecet bisa mampus dia.

kita makan di "soto pak amir" kelapa gading, sambil makan kita ngoceh sana sini. keliatan ngomongnya tinggi banget. emang ril sih, tapi gwe agak males ngedengerin orang ngoceh ninggiin diri sendiri. selesai makan pas dateng bill, tertera 77 ribu. doi malah ngasih uang 50 ribu, terpaksa kita bayar sisanya. dalam hati gwe ngoceh lagi "pelit banget sih nih anak, dia yang ngajak makan eh....bayarin aja setengah setengah. gwe juga bisa bayarin kalo gak mau mah".

kita pulang dari rawamangun jam 11an, D anterin E dulu ke mobilnya yang parkir di kelapa gading. trus kita berdua pulang. dalam perjalanan ke kartini (kos-an gwe), gwe ngomel-ngomel ke D temen gwe. gimana sih punya teman pelit banget. yang bikin gwe eneg sih, doi sombong banget kayaknya. sikapnya ke tukang parkir itu bikin gwe males banget. gak ramah banget. apa cuma karena dia hebat, mapan dan berada terus bisa seenaknya sama orang lain. meskipun bukan sama gwe. tapi gwe tetep gak senang lihat sikapnya ke tukang parkir tadi.

apakah orang-orang hebat kebanyakan sombong begitu? apakah keramahan sudah tidak ada dalam hati orang-orang hebat? oh Tuhan..semoga saya tidak sombong jika menjadi hebat nanti. semoga saya selalu ramah, sopan dan menghormati orang lain selalu.

( copy from dentascoretan.blogspot.com 05 jan 2009 )

hasrat sang bujang

untunglah saat ini gwe masih berstatus 'bujangan'. jadi ingin ketawa kalo mengulang kata 'bujang'. barusan tadi pacar gwe sms: "awas kalo lagi browsing jangan liat yang nggak-nggak, ntar matanya tambah rusak lo". hehehe

padahal, namanya bujang yang gwe yakin hampir 90% bujangan di jakarta ini pasti fikirannya sedikit ngeres. kalo lagi gak sibuk di kantor atau kampus, apalagi yang selalu atau tiba-tiba menghantui kalo nggak sekwilda dan paha baik cewek ataupun cowok. maklum aja dvd atau vcd di glodok dan ditempat lain termasuk di M2S ini banyak yang bertema "pemuas nafsu bujang", karena sangat laris di pasaran. sekali melihat bahkan ketagihan, bahkan sampai dipraktekin.

gwe teringat waktu gwe kemarin-kemarin cerita ke pacar gwe kalo gwe suka nonton bokep n browsing xxx. hehehe gwe sih jujur aja, namanya juga pacar masa kaya gituan harus ditutupin juga. makanya kalo dia tau gwe lagi di warnet/ browsing di kantor, selalu ngingetin untuk jangan ini jangan itu. gwe malah senyum-senyum sendiri.

kata ahli kedokteran sih umur-umur segini tuh hormonnya lagi deras-derasnya, gak bisa kosong pikiran, gak bisa ngeliat yang molek-molek selalu aja langsung terkoneksi ke otak dan jakun juga 'adek tersayang'. makanya perlu pelampiasan agar hormon tersebut dapat tersalurkan. tinggal kita pilih caranya sendiri. mau yang halal, haram, sendiri atau cari pasangan. ya...umur-umur kayak gwe kan harusnya udah punya otak untuk mengambil keputusan sendiri. karena kalo kita sudah salah ambil jalan, kadang susah untuk muter baliknya.

sory sayang...kalo udah di depan komputer kadang-kadang nafsu lebih mempropaganda daripada sms dari kamu. hehehe

( copy from dentascoretan.blogspot.com 03 jan 2009 )

teman dan/atau pacar ?

gwe orang yang agak tertutup, makanya dari dulu gwe gak begitu banyak punya teman apalagi sahabat. pacar? ya..sama saja, meskipun sekarang sih udah ada. teman dan pacar adalah kedua belah pihak yang sama-sama berarti bagi hidup gwe. dulu saat masih sma, gwe selalu punya prinsip 'lebih baik kehilangan sepuluh pacar daripada kehilangan satu teman'. makanya dulu gwe sempet merelakan pacar gwe, karena sahabat gwe juga suka do'i. yo wis lah, itu juga masa lalu. meskipun akhirnya sekarang gwe sama sobat gak ada yang dapetin dia. karena jodohnya dia tuh bukan kita berdua. padahal jujur saja, sampai saat inipun gwe masih suka sama tuh orang. rasanya masih pengen deket sama dia. tapi ya....namanya juga sudah jadi milik orang, masa iya kita mau melanggar norma yang ada.

dari jamannya sd sampai kuliah sekarang, nama teman begitu bernilai bagi gwe. bisa dihitung dengan jari sih. (jari gwe, lu n jarinya siapa aja). ada beberapa orang di kampus yang udah solid ma gwe. kita sering nongkrong, curhat n berkeluh kesah. saling membantu n saling meledek juga hehehe. di kantor juga gwe punya sahabat dekat cewek, doi orangnya baik, gaul, tomboi n amburadul juga sih. usianya yang jauh lebih tua dari gwe gak menghalangi persahabatan kita. bahkan saking deketnya, temen-temen di kantor suka ngegosipin kita. dibilang dia suka brondong lah, gwe demen tante-tante lah. sabodo amat, anjing mengonggong kafilah berlalu. kita jalan aja lagi, kadang gwe nemenin dia ke salon, kita nonton, karaoke, lunch, dinner. pokoknya lebih banyak waktu deh jalan sama dia daripada pacar gwe. secara 5 kali seminggu ketemu ma dia, pulang gawe ke gym bareng dia, kadang ke bioskokp bareng dia.

pacar, kata itu kadang bikin gwe bingung. apa bedanya pacar sama temen? toh jarak nya gak jauh beda, cuma kalo temen justru bikin gwe lebih enjoy. karena teman tidak secerewet pacar, tidak semaunya kaya pacar. coba bandingkan dengan pacar gwe yang cerewet, selalu harus lapor setiap waktu. selalu nanyain kabar tiap waktu, udah kaya lagunya 'kangen band' dah (kamu dimana, dengan siapa?). makanya gwe jadi demen banget sama lagunya 'supersonic-pacarku cerewet' hehehe. tapi bagaimanapun, dia tetep pacar gwe.

dulu...pacar gwe sering marah kalo gwe bilang lagi jalan sama sobat gwe, baik teman kampus maupun teman kantor. bahkan pernah do'i marah besar, gara-gara gwe ke salon sama teman kantor gwe sepulang gawe. uuhh pokoknya marahnya kelewatan deh. sejak kejadian itu, gwe jadi jaga waktu juga kalo mau jalan sama teman, dan kadang-kadang terpaksa bokis supaya pacar gak marah. lagian susah juga sih, namanya kita lebih banyak berhubungan sama teman (kantor) daripada dengan pacar yang notabene berbeda tempat kerja sama kita.

dulu gwe masih bisa lebih memilih temen daripada pacar, sekarang...gak tau dah. kayaknya agak susah, kalo harus milih. karena dua-duanya sangat berarti bagi gwe.

( copy from dentascoretan.blogspot.com 03 jan 2009 )

2009 mulai kreatif ah

seharusnya blog ini gwe buat mulai malam tahun baru kemarin. karena, kangen juga ingin mulis sesuatu. tahun kemarin sih udah mulai nulis ini itu (tapi dengan alamat blog yang lain tentunya). mulai dari masalah kerjaa, keadaan negara, sampai-sampai tentang hasrat birahi (alaah apalah namanya, yang jujur keluar dari hati saat mupeng hehehe).

setahun belakangan kemarin, gwe lumayan sibuk banget. urusin gawean yang mondar-mandir lengket banget sama gwe sampai-sampai 'jengah' juga kadang-kadang. urusin tugas kampus, browsing dan urusin makalah, laporan, sampai-sampai harus baca buku-buku tebal untuk supaya ipk gwe bisa terangkat di smester ini. maklum sebagai anak kuliahan kelas ekstens (karyawan red.) seperti kebanyak teman seperjuangan yang bernasib sama (kuliah sambil kuli-ah), selalu bermasalah kalo diberi tugas ini itu sama dosen-dosen yang pintar itu. selalu belibet kalo menghadapi ujian, baik praktek, uts, uas etc lah yang penting intinya supaya dapet nilai gitu. maklum lah senin-jumat gwe harus pusing urusin tugas kantor, jum'at malam n sabtu seharian harus juga berkutat dengan buku n ketemu dosen 'hebat'. mana bisa ngerjain PR yang ditugaskan minggu kemarin?. padahal sabtu ini harus dikumpulkan ADUUH.

beberapa minggu lagi uas sudah harus gwe hadapi. belum sama sekali gwe belajar, apalagi ngerjain tugas "kewarganegaraan" dari bapak dosen galak n hebring ntu. makanya sekarang gwe ke warnet M2S, sekalian cari bahan buat ngerjain tugas tersebut. tapi....apa mau dikata, hasrat nulis sudah mengebu ya....terpaksa nulis aja dulu. yang pentingkan bahannya udah gwe copy, tinggal diedit n dirapiin aja di rumah ntar.

sebenarnya gwe hoby banget nulis, tapi...ya ntu dia kalo lagi sibuk jadi males banget, hawanya pelor (nempel molor) mulu. kalo ada waktu kosong paling-paling baca-baca n browsing milis-milis n situs-situs favorit gwe, mulai dari sumbercerita, menonthenet, forum pajak, undercover ya....banyak lah sampai fs n facebook segala.

kebetulan dan keberuntungan gwe karena kantor n kampus libur dari natal kemarin sampai hari ini, so..besok udah mulai gawe lagi n jumat depan udah mulai kuliah lagi. ya..semoga di tahun ini gwe bisa lebih baik dari tahun kemarin. jasmani gwe harus gwe perbaiki, jaga kesehatan, rajin olahraga n fitness lagi. rohani juga harus lebih gwe pupuk lagi, harus rajin ibadah n ngaji lagi tentunya. semoga niat baik gwe dapat diridhai n diberi kemudahan oleh AlKhalik. amin

malam tahun baru kemarin gwe bela-belain buat ngisi rohani gwe. ikut dzikir akbar di masjid attin tmii. rasanya kangen banget gwe sama suasana itu, sudah hampir setahun gak ikutan kegiatan tersebut. untung Tuhan masih memberikan keluluhan hati gwe untuk rindu kepadaNya. rasanya adem beuneur, n mentrentamkan hati banget. meskipun air mata gwe gak bisa keluar (mungkin hati gwe udah keras), tapi tetep aja gwe merasakan kasih sayang Tuhan bersama gwe. lebih ledzat dari kumpul sama pacar, kongkow sama temen-temen atau berpelukan sama keluarga. gwe sengaja berniat ikhlas dan qona'ah. dari kos gwe di kartini, menuju taman mini jam 4 sore. gwe cuma bawa uang sedikit banget, tanpa bawa hp atau yang lainnya. cuma gamis putih-putih n peci yang gwe simpan di kantong. bener-bener bebas berada di dalam kerumunan mudzakir, di mesjid yang megah, sendiri tanpa kenal siapa-siapa, tanpa uang yang berlebih, tanpa terganggu oleh ringtone hp, wah pokoknya adem bener dah. rasanya gwe sudah asyik berada dekat Tuhan disana, mengikuti bimbingan dzikir yang dibacakan al ustadz. dan sampai acara berakhir gwe pulang sendiri ke kos, dan saat itu benar-benar gwe merasakan kasih sayang Tuhan.

2009...yang kata ekonom n politikus hebat bakal lebih sulit dari tahun kemarin. ada sih sedikit keraguan untuk menghadapi tahun ini. tapi...untung gwe selalu sadar bahwa Tuhan sudah memberikan kekuatan pada kita agar dapat berkarya semampu kita tapi tetap selalu tawakal padaNya. 2009...gwe harus lebih baik, lebih kreatif, lebih keren (beuh narcis banget), lebih pintar, n lebih ramah sama orang lain agar bisa punya teman lebih banyak lagi.

( copy from dentascoretan.blogspot.com 03 jan 2009 )

HOREEE....(bisa buat yang baru)

wadaw...udah beberapa bulan terakhir sibuk dengan gawean, kuliahn segalanya. mau buka blog, eh...lupa id n passwordnya. padahal udah banyak yang ditulis.

ya....mau gimana lagi, namanya juga lupa. mending buka blog yang baru. n alhamdulillah bisa juga euy. semoga gak lupa password lagi, n bisa tetep nulis. semoga bermanfaat dan berguna buat siapa saja yang baca.

anyway....tulisan di blog lama mau dicopy aja ah, lumayan loh.