Senin, 05 Oktober 2009

petualangan semut hitam kecil

dikisahkan ada seekor semut hitam kecil yang sudah lama sekali berkelana mengikuti gerombolannya. setiap bertemu dengan bangsanya mereka selalu bersalaman dan berpelukan. amat indah dirasa awalnya, begitu perhatian dan pengertiannya bangsa semut tersebut. dimanapun mereka berjumpa, selalu saja saling bertutur sapa, berpelukan dan menolong juga berbagi dalam suka dan duka. sampai suatu saat, sang semut kecil merasa sedikit jenuh. dia merasa jenuh dengan kesehariannya yang selalu, selalu dan selalu begitu. hatinya amat sangat tergoda dengan kehidupan di luar sana, jiwa mudanya bergejolak untuk berpetualang mencari pengalaman dan pembelajaran hidup dengan mahluk-mahluk lain.

pada pagi hari yang masih gelap setelah pamit dengan kedua orang tua tercinta, dia pergi meninggalkan markas semut yang kokoh. dengan bekal keyakinan kepada Tuhan dan dengan kepercayaan diri yang amat besar, dia bersiap mengarungi indahnya dunia luar.

mahluk yang pertama ditemuinya adalah nyamuk kecil. ''hmmm...ini ada kawan baru, aku harus bisa mendekatinya, nampaknya tubuhnya indah dan memiliki sayap pula'' gumamnya dalam hati.

dengan kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan berkomunikasi dengan baik, tidak membutuhkan waktu lama bagi semut kecil untuk pedekate dengan sang nyamuk. bahagia dirasakannya, seperti menemukan air di gurun luas. nyamuk kecil tersebut amat disanjungnya, semut selalu merasakan kebahagiaan saat berbicara dengannya, saat bersenda gurau dengannya saat menceritakan pengalaman hidupnya. semut tetap bangga menjadi seekor semut, bangga dengan kehidupan bangsanya yang selalu rukun dan damai. dia berharap dapat menjadi soulmate bagi sang nyamuk. namun saat mentari hilang dan diganti sang bulan, nyamuk pergi dengan bangsanya sendiri. sang semut merasakan kesepian, dan nyamuk begitu acuh saat mereka bertemu di pojok tembok sebuah rumah besar. sang nyamuk asyik terbang dengan kawan-kawannya dan tanpa sedikitpun memperhatikan semut kecil yang padahal telah jatuh hati padanya.

dengan jalan terhuyung lemas, semut hitam kecil itu meninggalkan wilayah tersebut tanpa pamit pada sang nyamuk tentunya. dalam perjalanan, pernah dia bertemu dengan nyamuk kawan barunya tersebut. namun apa nyana, nyamuk memang berbicara dengannya tapi tanpa hangat seperti tadi siang. nyamuk asyik dengan kawan-kawannya dan semut merasa sedih.

dalam perjalanan di hari kemudian, semut bertemu dengan kecoa cantik yang masih belia. dia pikir mungkin dengan sang kecoa lucu ini dia dapat melakukan persahabatan yang lebih indah dan awet tidak seperti dengan nyamuk karena paling tidak kecoa tidak sering terbang seperti nyamuk. masih dengan kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang baik, dia pun dapat memulai persahabatan dengan baik. kali ini, persahabatan mereka cukup lama. siang malam mereka bersama. dalam perjalanannya saat semut bersama kecoa, dia bertemu dengan semut lainnya. senang rasa hati bertemu kawan sebangsa, semut memperkenalkan kawan barunya. dengan rasa bangga yang teramat besar, dia menceritakan tentang keanggunan kecoa kepada semut yang lain. mungkin sedikit hiperbola, namun memang disaat perasaan bangga dan senang yang teramat sangat, rasanya wajar saja jika hiperbola selalu digunakan. semutpun menceritakan tentang kawan lamanya kepada kecoa, dan kecoa pun ternyata tertarik dengan cerita indah bangsa semut.

suatu saat, mereka sedikit kelaparan setelah cukup lama tidak makan. mereka pun berhenti untuk mencari makanan. namun alangkah kagetnya semut hitam, ternyata setelah menemukan sedikit makanan. kecoa itu malah menghabiskannya sendiri tanpa menyisakan sedikitpun untuk semut. ternyata kawan-kawan barunya dianggap kurang perhatian dan memperdulikannya.

semut kecil hitam pergi meninggalkan kecoa dan termenung menahan lapar di belokan jalan. tanpa diduga datang segerombolan semut hitam, betapa senangnya ia. seperti biasanya, gerombolan semut hitam lainnya menyalaminya, berpelukan dan mereka memberikan bekal perjalanan mereka kepada semut hitam tersebut. semut hitam kecil menangis dalam hati, berteriak haru bahagia dan tak henti-hentinya berucap syukur atas takdir Tuhan yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran penting untuknya.

kadang dengan kehausan akan pengalaman dan lainnya, kita sering terkecoh dan melihat orang lain lebih dari kita. dengan tekad dan niat besar, kita berusaha mencurahkan kesetia kawanan dan loyalitas dengan orang-orang baru. baik rekan kerja, kawan di sekolah, kawan nongkrong atau kawannya kawan kita yang baru kita kenal. ada perasaan bangga yang teramat besar ketika kita mampu menjalin hubungan persahabatan dengan mereka, sepertinya dunia terasa indah dan berwarna dengan orang-orang dan muka-muka baru yang mewarnai hari-hari kita.

namun kita akan gigit jari, termenung, melamun bahkan menangis dalam hati ketika kawan baru kita ternyata tidak memiliki rasa sebesar yang kita miliki. mungkin memang mereka menerima kita sebagai kawannya, namun mereka masih memproses layak tidaknya kita lebih jauh masuk ke dalam kehidupan mereka. orang-orang baru yang kita anggap bunga mawar nan indah yang akan menghiasi rumah kita, ternyata memilki duri yang akan menusuk hati kita yang sedang labil karena ditutupi rasa loyalitas tinggi padanya. dan akhirnya hanya kesedihan dan pengharapan yang teramat tanggung untuk disesali.

sedangkan di belakang kita ada orang-orang lama, wajah-wajah lama yang selalu setia menerima kita apa adanya, yang selalu memperhatikan bahkan disaat kita mengacuhkannya karena teramat sibuk dengan kebahagiaan semu dengan kawan baru. mereka selalu setia menerima kita dalam suka, duka dan disaat apapun. untuk itu marilah kita merenung pada isi hati terdalam kita, apa yang sudah dan sedang kita rasakan pada orang-orang di sekitar kita.

apa yang harus dilakukan semut kecil hitam? apakah akan selalu mengikuti monotonnya gerombolan mahluknya ? atau akan sekuat tenaga mencari kawan-kawan baru yang belum tentu memiliki loyalitas tinggi seperti yang dimilikinya. alangkah baiknya jika semut kecil selalu memperhatikan bangsanya yang selalu setia menemaninya kapanpun, namun baik juga dia berkawan dengan makhluk lain. namun hati lah yang berbicara, bahwa kawan-kawan lamanya akan selalu menjadi nomor satu di hatinya. tanpa mengesampingkan nyamuk dan kecoa yang lebih elok dimata. semut kecil akan selalu memperhatikan kawan-kawan barunya, namun dia tidak berani untuk menaruh harapan besar pada setiap kawan-kawan barunya. cukup dia menyayangi mereka saja, tanpa berani berharap kawan-kawan barunya akan memiliki loyalitas dan rasa sayang sebesar yang dia miliki untuk mereka.