Rabu, 09 Juni 2010

efek 'Negeri 5 Menara' ( 1 )

alhamdulillah perutku sudah terisi di hari kelabu ini, mentari nampak malu-malu tersenyum padaku hari ini. selesai sudah pergolakan perut buncitku dan sudah kurapikan tempat makan ungu kesayangan istriku, dan bersih semua isinya berpindah ke perut (lagi-lagi masalah perut).

rasanya setiap pagi adalah saat terindah penyemangatku, ya...setiap pagi ku selalu menyempatkan diri membaca novel 'negeri 5 menara' karya akhi alif fuadi. lembar perlembar ku buka, baris perbaris kubaca, semuanya makin menarikku ke dalam kisahnya. kisah yang sangat aku suka, lucu, penuh makna, penuh pengobaran semangat dan tentunya ilmu serta imanku. setiap ku menutupnya pada halaman tertentu yaa bukan karena ku malas mambacanya tapi karena bis 02 sudah sampai tepat di seberang kantor. ya hanya saat itulah ku sempat membaca dan menikmati kisahnya, di pojok bis P20 jurusan lebak bulus - senen dan di bis 02 jurusan senen - mangga dua. saat-saat berikutnya agak sulit ku membukanya, kerjaan yang banyak dan alasan lainnya telah membiarkan buku kecil itu teregeletak di meja kerjaku. setiap saat ku lihat 5 kubah di sampulnya, namun selalu tak sempat ku membuka jutaan kisah menarik di dalamnya. makanya meskipun sudah beberapa hari ku baca, aku belum selesai menamatkannya. setiap selesai ku membacanya, aku selalu berniat ingin menuliskan kisah efek pada diriku karenanya. namun selalu saja tak sempat karena rentetan pekerjaan yang menyita perhatianku. untungnya siang ini, ada waktu senggang di dalam lunch time ku.

memang untuk membaca buku entah itu buku pelajaran atau novel dll, aku tak bisa melakukannya disaat pekerjaan menumpuk rasanya kurang pas aja. beda dengan 'online', hahahah....teman-teman kerjaku sampai memanggilku 'saykoji' karena komputerku selalu online di waktu kerja. biarlah aku fikir, onlineku toh tak menganggu aktifitas kerjaku.

sebelum ku menulis inipun, aku tadi sudah bolak-balik membuka FB dan google, serta website lainnya termasuk pajak.go.id yang menjadi favoritku tentunya.

ku sempatkan membuka FB dan melihat YM saudaraku di surabaya. hmmm akhir-akhir ini kami memang jarang sekali berkomunikasi, bahkan hanya untuk bertegur sapa sekalipun. sibuk rupanya saudaraku ini, semoga saja hanya karena alasan itu. semoga bukan alasan yang membuatku bertanya-tanya dan berprasangka jauh.

ku sempatkan membuka FB sahabatku yang baru pindah ke luar kota, semoga Tuhan merahmatinya. meskipun akhir-akhir ini hubungan kami tak seharmonis bulan-bulan lalu. hmm tak tahulah aku apa yang terjadi padaku atau apa yang terjadi padanya. dia adalah sahabat jenius yang aku tahu, ilmu dan komunikasi verbalnya ku acungi jempol. sehingga di usianya yang sekarang, dia sudah mendapatkan pekerjaan di posisi yang wah menurutku di bank terkemuka di indonesia. aku dan keluargaku saja takjub padanya, sering aku membanggakannya di depan keluargaku. namun sepertinya dia sudah sedikit lupa padaku. entah karena dia memang sudah masuk ke pergaulan orang kelas atas sehingga tak minat lagi masuk ke dalam kehidupan orang kelas bawah seperti aku. ya sudahlah....pesan singkatnya beberapa hari terakhir selalu membuat bathinku sedih dan terkadang banyak pertanyaan dan pernyataan yang negatif di benakku. semoga semua hanya prasangka saja, dan dia masih menjadi sahabat hebat buatku.

ku sempatkan membuka FB saudaraku nan jauh di ujung sumatera sana, dan wah...aku bersyukur ternyata dia telah melaksanakan acara lamaran dan tahun ini juga akan memasuki gerbang rumah tangga sepertiku. alhamdulillah yang tak terkira ku ucapkan saat ku membaca status FB dan kabar darinya. semoga niat tulus dan lillahita'ala akan selalu mendapat rahmat dan rezeki dari Tuhan amin.

dalam lunch time seperti ini sering ku melamun dan bertanya-tanya dalam hati bagaimana kabar istri, keluarga, sahabat-sahabatku ? hmmm rupanya tak semua kabar menyenangkan. namun apalah itu, aku harus selalu bisa mengambil hikmah dari semua pengalaman, kabar dan fakta.

alif dan kawan kawan sohibul menara dalam 'negeri 5 menara' semakin menghibur dan hidup dalam bathin hatiku. petuah-petuah dari kyai rais dan aksi-aksi dari ustadz-ustadz serta kakak-kakak di PM Madani selalu mengikutiku saat ini. satu kata yang sekarang terpatri dalam hatiku. seperti layaknya alif fuadi sang penulis saat menulis novel itu, bahkan sedari kecil pun sudah terpatri dalam hatinya.

'Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil'. kalimat itu bukan pertama kali aku baca, sudah sangat sering aku baca dan menghafalnya. namun kali ini rasanya seperti terpanah tepat di ulu hatiku, seperti percikan korek api yang menyulut semangatku yang sering kendor, kalah karena keadaan dan menyerah diam karena perkiraan tak dapat melakukan sesuatu hal. aku berkali-kali mengulang kalimat itu, dan merekam hal-hal yang pernah kulakukan dan ku cocokkan dengan kalimat tersebut. barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. dalam kesusahan seringku diam, dalam kebuntuan sering ku menyerah dalam ketidak pastian sering ku mundur dan berkata 'ini tidak mungkin'. padahal terkadang dalam kesuksesan, bathinku sering pula bertanya ' koq ternyata aku bisa yaa'

ternyata benar sekali makna yang terkandung dalam alquran 'Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka sendiri yang akan merubahnya'. kita diberikan kelebihan masing-masing dan Tuhan jelas-jelas tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita. logikanya adalah bahwa berarti setiap kesulitan yang dihadapkan pada kita sebenarnya mampu dilewati namun terkadang diri kita sudah takut dan menyerah sebelum melaksanakannya.

sungguh kalimat pendek itu sudah mempengaruhi otakku, namun aku sangat berterima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk membacanya. yang semoga dapat selalu mengorbankan semangatku untuk terus maju dan sukses.

keinginanku saat ini adalah agar aku bisa melanjutkan S2 dan atau mengambil profesi Ak. meskipun ternyata mahal sekali biaya yang harus ku rogoh entah dari kantong siapa (lha wong kantongku dangkal), entah rezeki dari mana untuk bisa ku menikmati keinginanku yang satu itu. sekolah swasta maupun negeri di indonesia atau di luar negeri ternyata sangat mahal, sedangkan untuk mencari beasiswa pun aku tidak tahu bagaimana cara dan prosedurnya. mungkin aku harus lebih giat lagi bertanya sana-sini, meminta saran sana-sini dan siapa tahu mendapatkan bantuan sana-sini. namun aku akan terus berusaha dan berdoa tentunya agar segala keinginanku dapat terwujud. dengan keyakinan kuat yang terpatri karena sebuah kalimat 'man jadda wajada' dan 'innallaha laa yughoyyiru biqoumin hatta yughoyyiru maa bi angfusihim'

Kamis, 18 Maret 2010

seragamku, seragammu (bedanya apa?)

jumat pagi ini bangun sungguh sangat nikmat, mensyukuri udara yang sangat sejuk dan sinar mentari yang menghangatkan tubuhku. teringat mimpi semalam yang sungguh seperti nyata. saya dilantik menjadi menteri penerangan (emang ada ya kementrian itu) oleh bapak presiden kita tercinta. aneh memang, bahkan masyarakat pun kaget dan bertanya-tanya. kok saya ditunjuk menjadi menteri ??. hmmm tak mau berandai-andai, tak mau melamun jauh, hanya menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum seperti biasa. semoga hari ku indah seindah senyumnya yang terlihat untuk pertama kali di pagi tadi saat ku buka kelopak mataku.

jadi teringatku tentang seragam kebesaran para mentri dan orang-orang hebat di atas sana, bangga nya mereka menggunakan itu. sama bangganya saat ku mulai memakai seragam putih abu dahulu, saat ku mulai memakai seragam paskibra. bagaimana dengan anda? seragam apa yang anda sangat sukai dan pernah menggunakannya?

kita setiap saat melihat berbagai macam seragam, ada seragam orange yang digunakan pahlawan kebersihan kita, atau seragam ijo loreng yang digunakan petugas terhormat kita. teringat dulu saat menggunakan seragam kebersihan, bangga nya luar biasa. menjadi petugas kebersihan dengan seragam putih biru. masih teringat olehku berapa banyak keringat menempel pada seragam tersebut, keringat ikhlas dan kerja keras seorang anak desa yang mencari peruntungan di kota. keringat seorang pekerja keras dengan cita-cita yang amat sangat tinggi, meskipun selalu sadar diri dengan latar belakang yang mungkin jauh diperkirakan tetangga sekampung. meskipun seragam putih biru tersebut sudah entah kemana, semenjak perbaikan kehidupan dan berbedanya pekerjaan yang tidak memungkinkan lagi untuk menggunakannya. dengan seragam-seragam itu, banyak kisah sedih, pilu, dan indah yang selalu melekat pada hati dan ingatan kita.

apa sih bedanya 'dia' dengan pakaian lainnya? bahan dasarnya sama-sama dari kain kan?

hmmm itulah bedanya 'dia'. seragam merupakan identitas seseorang baik pendidikan, agama, pekerjaan bahkan pergaulan. dengan seragam tersebut, seseorang yang menggunakannya bisa saja bangga yang teramat sangat, namun ada juga yang malunya setengah mati.

namun tahukan anda, jika Tuhan tidak pernah membeda-bedakan umatnya. apalagi hanya dengan secarik kain yang berbentuk 'seragam'. entah seragam petugas kebersihan ataupun seragam para mentri. dalam pandangan Tuhan, yang membedakan adalah seragam yang menempel di hati. hati setiap insan dan iman yang tertanam pada seragam jiwa tersebut.

Selasa, 16 Februari 2010

kaya hati tentramkan jiwa (bag.1)

wah...tak terasa sudah belasan tahun gak ke gedung ini. yaa semenjak kelulusan STM dulu, aku memang tidak pernah menginjakkan kakiku kesini lagi. kalo saja aku tidak membaca baliho besar di tengah kota tentang reuni STM-ku ini, mungkin aku tidak ada niat untuk kembali kesini dan mengenang sedikit-sedikit kenanganku dulu saat aku dan kawan2 memakai seragam putih abu-abu.

nampak lain bangunan nya, cat nya sudah nampak cerah tidak sekelam dahulu. kuperhatikan satu-persatu para tamu yang juga duduk di tempat yang sudah disediakan peserta. ada beberapa orang yang kukenal, bahkan guru2 terhormat yang dulu dengan ikhlas mendidik kami. sungguh mulia wahai para guru, maka itu akupun bertekad akan menjadi guru yang baik pula.

'ujang...apa kabar lu' aku dikejutkan oleh sebuah suara sambil menepuk pundakku
kuperhatikan dengan seksama, siapa gerangan pria yang menepuk bahuku, ternyata dia adalah radit kawan ku dahulu.
'wahhh radit...lama pisan gak ketemu euy'

kami bergabung dengan kawan2 lainnya, mengenang, berbincang dan membuka foto2 masa lalu. sungguh sangat seru dan mengharukan. khususnya radit, kawan lamaku yang seorang anak orang kaya.

raditya hidayat, dia adalah kawanku dahulu. kami 1 tahun bersama di kelas 3, dia sangat dekat denganku dulu. dia adalah satu2nya siswa yang diantarkan mobil ke sekolah saat itu. orangnya lumayan pintar juga, karena selain belajar di sekolah, dia juga ada les privat dan kursus macam2. begitulah kehidupannya yang kuingat dahulu, sungguh sangat berlebihan dan wah menurutku saat itu. meskipun ada satu yang kurang bagiku, bahwa keluarganya tidak seharmonis keluarga sederhanaku.

'bagaimana kehidupanmu dit, sepertinya kau sangat sibuk sampai mukamu terlihat capek dan layu?' tanyaku padanya

untuk beberapa saat dia berdiam dan menarik nafas kemudian menjawab pertanyaan yang sedari pagi tadi ingin kusampaikan

'memang hidupku sangat sibuk, pekerjaan, keluarga dan semua urusan keduniaan telah membuatku pusing. sebagai seorang direktur, aku harus menangani semua urusan dan pekerjaan bawahanku. kadang aku tidak kuat dan gampang sekali emosi, sehingga banyak karyawan yang aku pecat jika aku badmood. keluargaku tidak kalah sibuknya. urusan istriku, sekolah anakku, bahkan sampai orang tuaku. rasanya aku tidak kuat memikirkan segala sesuatunya. aku tidak mau perusahaanku rugi sedikitpun, maka itu aku jadi terlalu agresif dan teliti sehingga membuat fikiranku pusing. aku tidak mau anak dan istriku kekurangan, maka itu aku beri mereka kemewahan, namun ternyata mereka malah tidak suka dengan sikapku itu. rasanya aku ingin kembali ke masa sekolah dulu, dimana hanya pelajaran saja yg difikirkan'

kulihat mimik mukanya sangat kecut dan lelah, entahlah apakah sebegitu besar fikiran yang menggerogoti kehidupannya?

hatiku bertanya2, mengapa orang kaya tapi tidak bahagia? padahal dulu aku ingin sekali berada di posisinya, menikmati semua fasilitas yang dia nikmati. maklumlah bapakku hanya seorang guru sekolah dasar, dengan penghasilan pas2an dan rumah yang sederhana kami biasa hidup seadanya.

'kamu bagaimana jang? kamu nampak senang dengan kehidupanmu, apakah kamu sudah punya usaha sekarang?' tanya dia

dengan sedikit rasa malu, kuberanikan diri untuk menceritakan kisahku pada sahabatku ini.

'aku sekarang adalah seorang guru pada sebuah SLB setingkat SD, kehidupanku masih sama seperti dulu. hidup sederhana terkadang kekurangan. beruntung dulu aku mendapat beasiswa dan bisa banting stir dari STM menjadi guru SLB. aku tidak mempunyai usaha lain selain mengajar. hanya saja aku ada sepetak tanah kecil di pinggir rumah yang kutanami tanaman obat. lumayan bisa membantu tetangga yang sakit, maka dari itu alhamdulillah aku tahu kegunaan tanaman2 tersebut. aku selalu bersyukur dengan kehidupan sederhanaku, bahkan disaat gaji guru telat turun dari pemerintah, disaat harga beras naik dan kami harus makan sehari sekali, aku akan selalu bersyukur. aku sangat senang jika aku dapat membantu siapapun, keluarga, tetangga bahkan orang yang tak kukenal sekalipun'

'aku biasa makan apa adanya, namun terkadang aku diundang oleh keluarga istriku ke restoran. maklumlah istriku adalah anak orang kaya yang mau menikah dan hidup dengan orang miskin sepertiku. beruntung, keluarganya amat baik dan menghoramti keputusannya. kami terbiasa hidup kekurangan, namun kami tidak norak saat kami dihadapkan pada kemewahan'

'terkadang kakak iparku atau mertuaku berniat memberikan kami ini dan itu, namun kami selalu menolaknya. karena kami sangat berbahagia dengan kekurangan yang melekat pada diri kami. terkadang disaat tetanggaku memerlukan bantuan dana, aku akan sangat rela mencari pinjaman untuk keberikan padanya. sehingga dia tidak susah mempunyai hutang, dan kami yang akan membayar hutangnya tersebut pada suatu saat. meskipun untuk itu kami harus pinjam sana pinjam sini untuk membantu tetangga tersebut. meskipun kelakuan kami yang satu ini sering mendapat kritikan dari saudaraku yang lain. karena mereka fikir bahwa keluarga kami lah yang harusnya dibantu, namun kami tetap membantu'

'begitulah, kehidupanku amat sangat sederhana namun kami bahagia. kami tidak terlalu pusing dengan kemewahanan dan kesempurnaan, kami juga tidak pernah takut akan kekurangan dan kesedihan. yang kami lakukan adalah hidup apa adanya dan membantu orang lain. tak peduli kami sakit, susah, sedih, kami tetap membantu dan membantu. sehingga orang yang kami bantu akan bahagia dan itulah kebahagiaan yang sesungguhnya bagi kami'

begitulah dalam acara reunian tersebut, kami banyak bercerita tentang kehidupan masing-masing. ternyata kaya jasmani tidak menjamin kebahagiaan seseorang dan kaya hati akan menjadikan seorang bahagia apapun keadaannya.

dia mengantarkanku pulang ke rumahku yang sangat sederhana, namun entah mengapa betah sekali dia di rumahku? padahal di kota sana...rumahnya jauh lebih besar dan lebih bagus dari rumahku. radit berjanji akan sering2 main mengajak keluarganya ke rumah sederhana kami. rumah yang penuh dengan keikhlasan dan kebahagiaan.

(terisnpirasi dari seorang sahabat yang sangat baik hati)