Rabu, 05 Agustus 2009

sahabat sejati


Sahabat sejatiku..

Hilangkah dari ingatanmu

Diwaktu kita saling berbagi…

Kukeraskan volume metro tv didepanku. Malam ini…tak peduli tetangga kamar kosku sudah mulai terbang ke alam mimpi. Tak peduli gemuruh guntur bersahutan tanda hujan akan segera menemani kami tidur.

Aku terpaku, merenung sambil kadang-kadang berteriak-teriak mengikuti ajakan duta diatas panggung dalam tv sana. Sungguh..lama benar aku baru mendengar lagi gaungnya di layar televisi.

Lantunan-lantunan lagu “sahabat sejati” itu membantuku menerawang dan rindu akan sahabat, teman, solmate ku.

Ingat saat aku sering jatuh bermain sepak bola di lapangan jaman SD dulu. Sahabat-sahabat kecilku selalu mambantuku. Saat hujan-hujanan main di kebun ubi, meskipun pulang dengan kedinginan dan belum lagi dimaki abis sama mama. Saat pergi ke hutan mencari kayu bakar, dari pagi sampai zuhur tiba. Meskipun pendapatan kayu bakarku selalu yang paling sedikit. Bukan itu yang kuharapkan, saat-saat bermain tersebut yang selalu terbayang di benakku akan sahabat-sahabat kecilku.

Hujan malam ini mengingatkanku akan kenangan di asrama dulu. Saat mencari ikan di kolam rame-rame. Tak peduli kotornya baju yang harus ku cuci sendiri. Saat masak nasi di dapur belakang asrama, apalagi saat waktu sahur tiba. Gelapnya malam dan dinginnya angin, tak mengendurkan kami untuk mempersiapkan masakan. Saat rame-rame mengambil batu di kali untuk membuat kamar mandi yang harus kami buat sendiri. Saat migrainku kambuh, mereka membopongku ke kamar, meskipun sayup-sayup ku dengar ada yang menjerit karena ketakutan melihatku yang tiba-tiba jatuh dengan wajah merah padam. Sungguh…rintik hujan malam ini membuka alam memoriku ke saat-saat indah dulu.

Seolah kenangan tentang sahabat-sahabatku tak kunjung pudar. Masih terngiang duta yang kembali menyanyikan hits-hits nya di tv sana. Namun pikiranku sudah tarbang jauh ke alam yang sangat indah dan sangat kurindukan. Ingat saat pertama kali ikut test masuk paskibra di SMA dulu. Saat pelantikan di gunung. Dinginnya pegunungan tak membuat nyaliku ciut untuk mengikuti acara malam itu. Merangkak dengan muka cemong layaknya TNI, push-up yang tiada henti-hentinya, bahkan direndam di sungai tepat jam 4 pagi. Saat bertugas pada 17 agustusan dulu, kami harus memeras keringat sebulan penuh agar pada saatnya nanti menjadi sempurna. Saat latihan untuk lomba LKBB, bahkan derasnya hujan kami lawan bersama-sama, kami terus berlatih demi kemenangan. Sungguh kenangan di ekskul tersebut tak dapat terhapus dalam memoriku.

Beberapa tahun terakhir ini, orang-orang baru mengisi hari-hariku. Sahabat-sahabat baru mengisi catatan daftar sahabatku. Setahun yang lalu, kami belajar pajak di kampus yang sama. Padahal, kami tak pernah kenal sebelumnya. Pekerjaan baruku membuat daftar temanku bertambah, meskipun kadang sering mengeraskan urat nadi saat meeting. Namun keakraban dan keseharian dalam gedung dan ruangan yang sama membuat mereka menjadi bagian dalam keseharianku saat ini. Teman-teman di kampusku sekarang yang care denganku. Saat loncat-loncat di acaranya gen-fm di citos kemarin apalagi saat armand meneriakn lagu-lagunya. Tak peduli satuan petugas melarang kami. Saat-saat nongkrong dipinggir jalan sampai pagi. Saat-saat kami dalam kesusahan, dalam kesedihan, saat kami bertengkar. Sungguh kenangan-kenangan tersebut semakin membuat naluriku rindu akan sahabat-sahabatku.

Kini…aku hanya sendiri di kamar ini. Rasanya dinding-dinding kamar kos ku ini jadi melebar beberapa kali luas. Sepi dan sepi. Padahal baru malam minggu kemarin party dengan teman-teman kampusku. Namun dinginnya malam ini membuat ku merasa bahwa teman sangatlah berarti. Dalam hidup, dalam suka, dalam duka dan dalam hidupku selamanya.

Temanku…. Seandainya kamu tahu, dan aku rasa kamupun tahu bahwa aku sangat rindu padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar