Senin, 07 Desember 2009

adakalanya kita harus menutup telinga kita

Suatu hari, Bapak dan Anak hendak pergi ke suatu tempat dengan seekor keledai mereka. Sang Bapak menaikkan anaknya ke atas keledai, sementara dirinya sendiri berjalan kaki menuntun keledai tersebut. Perjalanan pun dimulai.

Belum jauh mereka melakukan perjalanan, mereka mendengar orang2 di sekitar mereka berbisik2 membicarakan mereka berdua.
"Anak kurang ajar.. Bapaknya sudah tua kok dibiarkan berjalan sementara dirinya naik keledai..", begitu kurang lebih yang diungkapkan orang2 ketika melihat mereka lewat.

Merasa melakukan kesalahan, mereka berdua menghentikan perjalanannya sejenak. Bapak dan Anak bertukar posisi agar tak dibicarakan orang2 lagi. Sekarang sang Bapak naik keledai dan sang Anak berjalan. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.

Belum jauh lagi mereka melanjutkan perjalanan, terdengar kembali bisik2 orang yg melihat mereka lewat.
"Bapak macam apa itu.. Dirinya sendiri enak2an naik keledai, sementara anaknya dibiarkan berjalan.."

Merasa melakukan kesalahan lagi, mereka berdua berhenti dan berpikir. Lalu mereka memutuskan untuk sama2 menaiki keledai tersebut, kemudian melanjutkan perjalanan.
Lagi2 orang2 di sekitar mereka protes, "Bapak dan Anak yg tidak punya belas kasihan.. Keledai itu kan terlalu kecil untuk ditunggangi oleh mereka berdua.."

Bapak dan Anak berhenti lagi. Kali ini mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja dan membiarkan keledai mereka tidak ditunggangi. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan sambil menuntun keledai itu.
Tapi ternyata yg mereka lakukan masih dianggap salah oleh orang lain.
"Dasar bodoh.. Apa Bapak dan Anak itu tidak tahu kalau keledai diciptakan untuk ditunggangi??"
***

Pilihan apapun yg kita ambil dalam hidup kita, apapun yg kita lakukan, mungkin akan selalu ada orang2 yg menganggap itu salah. Takkan ada habisnya jika kita memikirkan bagaimana pandangan orang lain terhadap apa yg kita lakukan, karena orang lain akan selalu menemukan celah. Tak baik pula jika kita hanya memikirkan bagaimana pandangan orang lain tanpa memikirkan bagaimana pandangan Allah terhadap apa yg kita lakukan.
Mungkin tak ada pilihan yg benar, tapi ada pilihan yg bijaksana..
Dan pilihan yang bijaksana adalah yg mendekatkan kita kepada Yang Maha Bijaksana.. :)

dongeng ini sekaligus pembelajaran untuk kita agar berpegang teguh dengan diri dan pendapat pribadi, jangan terlalu mempedulikan pembicaraan orang lain. karena kepala, fikiran dan hati kita pasti berbeda, dan karena perbedaan itu lah maka selalu tidak akan sama dalam hal berpendapat. lebih baik berfikir jernih dan bersih dulu, untuk melakukan sesuatu hal yang lebih baik dan bermanfaat bagi kita daripada mendengar atau takut dibicarakan orang lain, sehingga kita mengesampingkan hati dan keadaan kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar